Minggu, 24 Juni 2012

Shoot Tiga Adegan

Dandhy menjelaskan teknik pengambilan gambar

Para peserta pelatihan langsung praktek ambil gambar tiga adegan. Ini untuk membuktikan bahwa mereka paham tentang teknik dasar pengambilan gambar. Misalnya garis imajiner, tracking, sequence, pan, dan tilt. Pasalnya tidak semua peserta pelatihan paham tentang teknik pengambilan gambar.

Hasil “liputan” ini langsung menjadi bahan diskusi. Ternyata masih ada saja gambar yang tidak bermakna, meski peliputnya sudah beberapa tahun ini liputan. “Semua shoot harus punya motif. Karena gambar kita nantinya akan ditonton oleh jutaan mata pemirsa. Kita tidak bisa seenaknya,” terang Dandhy Dwi Laksono, Ketua Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI Indonesia di Surabaya, Sabtu (23/6).

Disampaikan dalam Pelatihan Jurnalisme TV di sekretariat AJI Surabaya, Dandhy juga mendorong para peserta untuk bisa membuat liputan pendalaman. Sebelum berangkat liputan, jurnalis harus bisa menyiapkan ToR (Term of Reference) atau kerangka acuan liputan. ToR berisi latar belakang liputan dan apa pentingnya liputan itu diadakan.

“Lakukan riset secara mendalam bahkan sebelum Anda memutuskan menyalakan mesin sepeda motor!” tegas Dandhy. Pria yang pernah liputan investigasi kasus terbunuhnya aktivis HAM Munir ini bilang, bahwa dalam tidaknya riset akan menentukan arah liputan.

Pembuat dokumenter ini juga meminta para jurnalis untuk selalu menggunakan tripod. “Obyek bergerak, kamera goyang masih boleh. Yang gawat kalau obyek diam seperti bangunan, tapi gambar kok goyang,” kata Dandhy disambut tawa para peserta.

Para peserta juga diminta untuk selalu bisa mendapatkan gambar-gambar yang menarik. Karena yang “dijual” televisi adalah gambar bukan teks.

Panji, jurnalis lensaindonesia.com yang ikut pelatihan ini merasa materi yang dia terima masih kurang. Meski Panji bukan jurnalis televisi, tapi sangat tertarik untuk memelajari bagaimana membuat berita televisi. “Aku nggak ngatuk kok. Nggak tahu kalau teman-teman yang lain,” kata Panji.

Dalam pelatihan itu, Dandhy juga memberi tahu pentingnya menulis shotlist atau daftar gambar. Shotlist harus ditulis bersama dalam naskah untuk memudahkan proses editing. Pelatihan ini diikuti oleh jurnalis enam televisi, satu reporter koran dan satu jurnalis online. beberapa peserta yang sudah mendaftar tiba-tiba batal karena berbagai hal.

2 komentar: