Juara I - Harapan III Lomba Video Jurnalistik Lifeskill Positive Challange 2016 berfoto bersama tim juri |
Enam siswa dari sejumlah SMA diSurabaya berjajar berfoto sambil
membawa piala dan plakat hadiah uang. Semua tersenyum meski harus menunggu
berjam-jam. Mereka adalah pemenang lomba video jurnalistik dalam lomba Lifeskill Positive Challenge 2016. Ada 16 tim liputan yang maju dalam seleksi
oleh tim juri. Satu persatu tim harus memaparkan hasil liputan mereka. Mulai
dari riset, liputan, editing, hingga pengumpulan karya. Apresiasi saya pada
semua tim yang sudah mengumpulkan karya. Juga Dinas Pendidikan Surabaya yang
mengadakan lomba ini.
Dari 41 karya yang masuk, rata-rata belum memahami jurnalistik
televisi. Tak apa. Bukan sesuatu yang parah atau fatal. Karena jurnalistik memang
bukan pelajaran utama yang harus mereka kuasai. Ini terlihat dari hasil editing
(selanjutnya saya sebut tayangan) yang belum langsung ke pokok bahasan. Riset
yang terburu-buru menghasilkan liputan yang juga terburu-buru. Beberapa tim
mengerjakan liputan hanya dalam satu hari meliputi riset, mencari narasumber,
liputan, editing, dan mengumpulkan karya. Dalam liputan profesional, kerja
seperti ini tentu sebaiknya dihindari karena membuat liputan kita jadi tidak
dalam. Tapi sekali lagi, hal ini bisa dimaklumi karena kawan-kawan saya belum
memahami jurnalistik.
Lomba ini mengambil tema pahlawan lingkungan/ sosial, anti
narkoba, dan pendidikan. Banyak yang membuat liputan profil, tapi ada juga yang
belum terlihat angle apa yang mereka angkat. Meski begitu upaya mereka membuat liputan
dan mengumpulkan karya layak mendapat pujian. Karena mereka sudah berusaha
sekuat tenaga. Bahkan tim SMAN 13 Surabaya sebagai juara I, mengikuti aktivitas nara
sumber hingga malam.
Secara umum, saya sangat menyayangkan tayangan
yang menghilangkan natural sound/ atmosphere dan mengganti dengan musik/
backsound. Padahal natsound bisa bercerita tentang suasana di lokasi liputan.
Backsound boleh saja dimasukkan, hanya saja levelnya harus tetap di bawah
natsound. Simak saja contoh berikut. Dalam tayangan ini suara langkah kaki dan aliran sungai tetap
terdengar meskipun menggunakan backsound. Tentu saja tim profesional
menggunakan peralatan yang profesional pula. Tapi bisa disiasati di tahap
editing. Yaitu level backsound diturunkan sedangkan natsound dinaikkan. Jangan
lupa level soundbite (wawancara) di atas level natsound.
Penggunaan tripod sangat disarankan untuk campers (camera person)
jika menginginkan gambar yang tenang. Tapi jika yakin handheld yang dilakukan
bisa menghasilkan gambar yang tidak shaky (goyang) maka bisa dilakukan. Dengan
catatan, sebelum menekan tombol record, pastikan handeld sudah dicoba dengan
hasil memuaskan.
Beberapa tim melakukan wawancara dengan multicam
atau lebih dari satu kamera. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Hanya saja
campers harus memastikan kamera dua tidak menabrak garis imajiner dan tidak
dalam frame yang sama. Kamera satu tetap dengan frame wawancara, yaitu tidak
frontal tapi sedikit serong.
Frame wawancara |
Sementara itu, banyak tim melakukan wawancara chit chat. Yaitu tanya
jawab reporter dengan nara. Sayangnya tim-tim tersebut belum menguasai teknik
chit chat. Tidak apa-apa, bukan suatu masalah besar. Pertanyaan-pertanyaan
dalam hit chat sebaiknya tidak banyak dan langsung menggali jawaban utama.
Salam pembuka dan menanyakan kabar pada nara sumber tidak perlu disampaikan.
Karena hal-hal itu sudah ditanyakan di luar chit chat.
Hal yang juga penting adalah gambar intercut/ cut away, yaitu
gambar penyambung dari satu sequence ke sequence lain. Intercut digunakan salah
satunya agar gambar tidak jumping. Sayangnya hampir semua tidak menggunakan
intercut. Dua hal yang saya catat adalah campers dan editor belum paham
pentingnya intercut. Maka saran saya, campers sebaiknya mampu mengedit. Demikian
pula sebaiknya.
Liputan membutuhkan kesabaran dan ketekunan agar mendapat gambar,
data, dan keterangan yang istimewa. Liputan juga membutuhkan perencanaan matang
termasuk riset, persiapan alat, fisik, hingga dana. Perencanaan yang matang
membuat tim siap dengan apapun yang akan terjadi di lokasi liputan sekalipun
itu di luar rencana.