Minggu, 04 Maret 2018

Cerdas! PTC Reporter Karena Tak Ada Pengunjung Makan


Nasi Seblak adalah liputan karya Tris Alvianda yang dibuat untuk memenuhi tugas dalam pelatihan Video Jurnalistik yang diadakan Fakultas Keguruan dan Ilmu dengan Ring Fokus klub jurnalistik televisi. Tris membuat liputan tentang kuliner Nasi.

Sebelum karya ini dibuat, para peserta diminta mengajukan dua buah topik yang harus mereka siapkan dengan baik. Topik pertama aalah topik utama yang akan diliput. Sedangkan topik kedua adalah topik cadagan jika yang pertama gagal diliput. Sejak awal tiap tim harus merumuskan alasan pemilihan topik hingga menyiapkan nara sumber.

Di sana-sini memang masih banyak kekurangan. Misalnya gambar-gambar yang belum memenuhi unsur komposisi gambar video yang baik, editing yang masih jumping, serta gambar yang shaky atau banyak goyang.

Liputan kuliner Nasi Seblak kami, Ring Fokus dan AJI Surabaya, anggap cukup memenuhi unsur jurnalistik dalam liputan kuliner. Tris mampu menghadirkan gambar secara lengkap. Mulai dari lokasi, proses pembuatan, hingga hidangan yang sudah jadi. Yang perlu menjadi catatan penting adalah, Tris membuat PTC karena tidak menemukan satu pengunjung yang makan nasi seblak. Ini istimewa karena apa yang terjadi di lapangan/ lokasi liputan bisa saja tidak sesuai harapan atau seperti yang sudah direncanakan. Tim liputan perlu berpikir dan melakukan segala cara yang baik untuk membuat liputan sukses. Ini yang dilakukan Tris.

Pelatihan dilakukan pada 20 dan 27 Januari 2018 di kampus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya di Kalijudan.  Pelatihan diikuti mahasiswa dan dosen FKIP.

Saddle Cafe, PTC Terbaik Liputan Kuliner a la Mahasiswa FIKOM UKWMS


Saddle Café adalah liputan karya Leonardo Edward, Gabriell  Valentino, dan Vania yang dibuat untuk memenuhi tugas dalam pelatihan Video Jurnalistik yang diadakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya bekerja sama dengan Ring Fokus klub jurnalistik televisi.

Sebelum karya ini dibuat, mereka diminta mengajukan dua buah topik yang harus mereka siapkan dengan baik. Topik pertama adalah topik utama yang akan diliput. Sedangkan topik kedua adalah topik cadagan jika yang pertama gagal diliput. Sejak awal tiap tim harus merumuskan alasan pemilihan topik hingga menyiapkan nara sumber.

Di sana-sini memang masih banyak kekurangan. Misalnya gambar-gambar yang belum memenuhi unsur komposisi gambar video yang baik, editing yang masih jumping, gambar yang kurang variatif, serta gambar yang shaky atau banyak goyang.

Liputan Saddle Café kami, Ring Fokus dan AJI Surabaya, anggap cukup memenuhi unsur jurnalistik dalam liputan kuliner. Reporter yang melakukan PTC tidak serta merta memuji enaknya hidangan, tapi mengulas cita rasa kuliner yang sudah dipesan. Untuk sekadar bilang enak, siapapun bisa. Tapi tidak semua reporter mampu menyampaikan dengan baik rasa apa saja yang ada di dalam sebuah hidangan.

Butuh kepekaan, kecermatan, bahkan pengendalian diri seorang reporter kuliner dalam melaporkan liputannya. Dia harus mampu mebedakan tiap rasa dan mengendalikan diri untuk tidak buru-buru bilang enak. Karena enak atau tidak adalah relatif. Tapi rasa jeruk, kacang, madu, atau pare adalah umum.


Pelatihan diadakan di kampus FIKOM UKWMS pada 1, 8, dan 15 Maret 2018. Pelatihan diikuti 27 peserta yang terbagi dalam 9 kelompok.

(Un)Forgetable Zone, Liputan Kritis a la Mahasiswa


(Un)Forgetable Zone adalah liputan karya Rainda Regina Fructie Amoriella, Ni Putu Indah Anggaraeni, dan Chandra Dharmawan Sasmito yang dibuat untuk memenuhi tugas dalam pelatihan Video Jurnalistik yang diadakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dengan Ring Fokus club jurnalistik televisi. Tim ini membuat liputan tentang Taman Remaja Surabaya makin sepi pengunjung.

Sebelum karya ini dibuat, mereka diminta mengajukan dua buah topik yang harus mereka siapkan dengan baik. Topik pertama aalah topik utama yang akan diliput. Sedangkan topik kedua adalah topik cadagan jika yang pertama gagal diliput. Sejak awal tiap tim harus merumuskan alasan pemilihan topik hingga menyiapkan nara sumber.

Di sana-sini memang masih banyak kekurangan. Misalnya gambar-gambar yang belum memenuhi unsur komposisi gambar video yang baik, editing yang masih jumping, serta gambar yang shaky atau banyak goyang.

Topik (Un)Forgetable Zone kami, Ring Fokus dan AJI Surabaya, anggap kritis dalam pemilihan tema. Ketika tim lain memilih meliput ragam kuliner atau café, tim ini justru memilih topik yang tidak terpikir oleh tim lain. Selain itu, tim mampu mengemas topik yang terkesan membosankan menjadi berbungkus ceria dengan gaya anak muda. Bagi kami, mereka jenius. Karena sebagai pemula, mereka sudah mampu mengusulkan ide yang belum tentu disampaikan sebayanya.


Pelatihan diadakan di kampus FIKOM UKWMS pada 1, 8, dan 15 Maret 2018. Pelatihan diikuti 27 peserta yang terbagi dalam 9 kelompok.