Sabtu, 04 Agustus 2012

Hakikat On Cam


Stand up reporting yang juga biasa disebut on cam sangat penting untuk sebuah berita televisi. Dengan adanya on cam membuat berita menjadi kuat.

Dalam sebuah obrolan santai dengan Iwan Harijadi, reporter RCTI, ada empat makna on cam. Eksistensi adalah hal pertama yang utama. On cam menunjukkan pada penonton bahwa jurnalis yang liputan benar-benar ada di lokasi tempat kejadian.

Misalnya sebuah kerusuhan, bisa saja visualnya hasil plagiat. Tapi kalau dilengkapi on cam maka masyarakat akan percaya bahwa berita itu benar dibuat jurnalis yang berada di lokasi.

On cam juga menunjukkan keterlibatan jurnalis. Sebuah liputan kuliner umpamanya. “Di naskah loe bilang enaklah, mak nyos lha. Kalau si peliputnya nggak terlihat mencoba, gimana penonton bisa percaya enaknya?” yakin Iwan.

Khusus kuliner, sebaiknya reporter menceritakan bagaimana rasa makanan tersebut melalui on cam. Karena rasa tidak bisa diceritakan dengan gambar.

On cam juga berfungsi menunjukkan bahwa jurnalis yang meliput menguasai hal yang diliput. Ambil contoh dalam liputan tips naik sepeda motor yang benar dan aman. Si reporter wajib memraktekkan bagaimana helm dipasang dengan benar, menyalakan lampu tanda belok sebelum belok, dan sebagainya.

Stand up reporting juga bisa jadi parameter. Contoh kasus dalam liputan banjir. “Kalau loe kagak ada on cam-nya, penonton mungkn kurang percaya ketinggian air separah apa,” lanjut Iwan ringan. Laporan on cam juga untuk penegasan, bahwa liputan itu adalah karya kita, bukan cloaning atau plagiat.


On Cam: Lakukan – Jangan

Lakukan:
1. Kuasai materi. Susun kalimat-kalimat yang akan dibacakan dalam on cam secara dalam dua atau tiga kalimat pendek saja. Pamahilah kalimat-kalimat itu. tiap kalimat pasti punya ide yang berbeda. Pahami idenya dan sampaikan dengan yakin
2. Kenakan pakaian yang berwarna gelap. Warna-warna terang seperti putih, kuning, dan jingga, bisa membuat muka jadi gelap. Karena kamera akan menangkap warna yang terang. Warna kulit yang gelap akan semakin gelap.
3. Kuliner: ceritakan apa saja rasa yang terkandung di dalam makanan/ minuman itu.
4. Tatap kamera dengan penuh rasa percaya diri. Caranya, lakukan on cam sesering mungkin. Ini untuk membiasakan mata menatap lensa. Hiraukan orang-orang yang melihat Anda melakukan on cam. Anggap saja Anda sedang memberi hiburan pada mereka.


Jangan:
1. Jangan hafalkan kalimat. Semakin Anda berusaha menghafalkan, akan semakin lupa kalimat-kalimat yang akan Anda sampaikan
2. Hindari pakaian yang bermotif. Terutama kalau warna dasar dengan motif adalah warna yang kontras. Ini akan membuat gambar flicker. Untuk amannya, kenakan pakaian polos berwarna gelap. Bisa hitam, abu-abu tua, biru, atau merah maroon.
3. Kuliner: kalau cuma bilang, “Wah ini enak lho” Kalimat ini sangat ambigu karena definisi enak sangat luas. Misalnya, “Enak nih kuenya.” “Enak lho duudk di sini” “Enak dong kerja di sana”
4. Jangan pernah ragu dan gugup dalam on cam. Yakinkan diri Anda bahwa Andalah yang paling paham kasus itu. dan Anda jugalah yang paling mahir melakukan on cam.

Contoh on cam 

4 komentar:

  1. oooOOOOooommmmmm gimana klo reporterx botak. ada solusinya ? yakin pasti kamera silauuuuu/backlight...wkwkwkwkwwkkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha bang Rocky bisa aja.... botaknya bang Rocky namanya taksil (botak komersil)

      Hapus
  2. aduh pantesan gue kesimpratan. rupanya nama gue disebut. hehehe...

    BalasHapus