Stand up reporting yang juga biasa disebut on cam sangat penting untuk sebuah
berita televisi. Dengan adanya on cam
membuat berita menjadi kuat.
Dalam
sebuah obrolan santai dengan Iwan Harijadi, reporter RCTI, ada empat makna on cam. Eksistensi adalah hal pertama
yang utama. On cam menunjukkan pada
penonton bahwa jurnalis yang liputan benar-benar ada di lokasi tempat kejadian.
Misalnya
sebuah kerusuhan, bisa saja visualnya hasil plagiat. Tapi kalau dilengkapi on cam maka masyarakat akan percaya
bahwa berita itu benar dibuat jurnalis yang berada di lokasi.
On cam juga menunjukkan keterlibatan
jurnalis. Sebuah liputan kuliner umpamanya. “Di naskah loe bilang enaklah, mak nyos lha. Kalau si peliputnya nggak
terlihat mencoba, gimana penonton
bisa percaya enaknya?” yakin Iwan.
Khusus
kuliner, sebaiknya reporter menceritakan bagaimana rasa makanan tersebut
melalui on cam. Karena rasa tidak
bisa diceritakan dengan gambar.
On cam juga berfungsi menunjukkan
bahwa jurnalis yang meliput menguasai hal yang diliput. Ambil contoh dalam
liputan tips naik sepeda motor yang benar dan aman. Si reporter wajib
memraktekkan bagaimana helm dipasang dengan benar, menyalakan lampu tanda belok
sebelum belok, dan sebagainya.
Stand up reporting juga bisa jadi parameter. Contoh
kasus dalam liputan banjir. “Kalau loe
kagak ada on cam-nya, penonton mungkn kurang percaya ketinggian air separah
apa,” lanjut Iwan ringan. Laporan on cam
juga untuk penegasan, bahwa liputan itu adalah karya kita, bukan cloaning atau plagiat.
On
Cam: Lakukan – Jangan
Lakukan:
1. Kuasai
materi. Susun kalimat-kalimat yang akan dibacakan dalam on cam secara dalam dua atau tiga kalimat pendek saja. Pamahilah kalimat-kalimat
itu. tiap kalimat pasti punya ide yang berbeda. Pahami idenya dan sampaikan dengan
yakin
2. Kenakan
pakaian yang berwarna gelap. Warna-warna terang seperti putih, kuning, dan jingga,
bisa membuat muka jadi gelap. Karena kamera akan menangkap warna yang terang. Warna
kulit yang gelap akan semakin gelap.
3. Kuliner:
ceritakan apa saja rasa yang terkandung di dalam makanan/ minuman itu.
4. Tatap
kamera dengan penuh rasa percaya diri. Caranya, lakukan on cam sesering mungkin. Ini untuk membiasakan mata menatap lensa. Hiraukan
orang-orang yang melihat Anda melakukan on
cam. Anggap saja Anda sedang memberi hiburan pada mereka.
Jangan:
1. Jangan
hafalkan kalimat. Semakin Anda berusaha menghafalkan, akan semakin lupa
kalimat-kalimat yang akan Anda sampaikan
2. Hindari
pakaian yang bermotif. Terutama kalau warna dasar dengan motif adalah warna
yang kontras. Ini akan membuat gambar flicker.
Untuk amannya, kenakan pakaian polos berwarna gelap. Bisa hitam, abu-abu tua,
biru, atau merah maroon.
3. Kuliner:
kalau cuma bilang, “Wah ini enak lho” Kalimat ini sangat ambigu karena definisi
enak sangat luas. Misalnya, “Enak nih kuenya.” “Enak lho duudk di sini” “Enak dong
kerja di sana”
4. Jangan
pernah ragu dan gugup dalam on cam. Yakinkan
diri Anda bahwa Andalah yang paling paham kasus itu. dan Anda jugalah yang
paling mahir melakukan on cam.
Contoh on cam
oooOOOOooommmmmm gimana klo reporterx botak. ada solusinya ? yakin pasti kamera silauuuuu/backlight...wkwkwkwkwwkkkk
BalasHapushaha bang Rocky bisa aja.... botaknya bang Rocky namanya taksil (botak komersil)
Hapusaduh pantesan gue kesimpratan. rupanya nama gue disebut. hehehe...
BalasHapushehe abang kan guru ;)
Hapus