Senin, 14 Januari 2013

Menulis berita Peristiwa

Kebakaran pasar Turi (16/9/2012)
Berita peristiwa seperti kebakaran, tabrakan, demo ricuh sebenarnya mudah untuk ditulis. Karena kita hanya perlu mengatarkan apa yang terjadi pada gambar yang kita dapat. Tidak perlu muluk-muluk apalagi berbelit-belit. Misalnya dalam sebuah kebakaran, tidak perlu menceritakan bahwa api sangat besar. Mengapa tidak perlu? Ya tidak perlu. Karena api besar sudah kita dapatkan melalui gambar.

Dalam sebuah peristiwa, semua data sudah tersedia. Hanya butuh ketelitian kita untuk mengumpulkannya. Kita hanya perlu bercerita tentang kronologi kebakaran. Bagaimana terjadi kebakaran, apakah ada korban, apa yang dilakukan petugas Pemadam Kebakaran dan aparat lain, juga jumlah kerugian yang diderita korban.

Meski cenderung mudah, jangan menganggap mudah apalagi cenderung meremehkan. Pastikan kita mendapat angle berita yang menarik. Misalnya dalam kebakaran pasar Turi yang terjadi pertengahan September 2012. Seorang pedagang menghampiri polisi dan menyerahkan botol platik berisi bensin tergeletak di depan kiosnya. Dia mengetahui itu waktu akan mengevakuasi barang dagangannya.

Secara teknis, tulislah lead dalam dua atau tiga kalimat saja. Tidak perlu panjang lebar, yang penting lead bisa menjelaskan peristiwa yang akan kita ceritakan. Lead nantinya akan dibaca oleh anchor/ news reader. Maka setelah lead selesai dibangun, ada baiknya kita baca secara oral. Kalau ada kata atau kalimat dan diksi yang kurang pas, bisa segera kita ralat.

Dalam tubuh berita, ceritakan apa yang terjadi pada gambar. Pilihlah momen yang paling ekstrim. Misalnya waktu api melahap atap lalu runtuh menimpa kios-kios di bawahnya. Bisa juga kepanikan para pedagang yang teriak-teriak sambil mebobol penutup kios untuk menyelamatkan barang dagangan.

Kelengkapan gambar juga jadi kunci lengkapnya data yang akan kita ceritakan. Misalnya dalam berita itu kita akan cerita tentang petugas damkar yang berjibaku dengan api, tapi kita tidak punya gambar tersebut. Ini sama saja omong kosong. Contoh lain, kita mau sampaikan kepanikan pedagang tapi kita tidak dapat gambar orang panik.

Menentukan narasumber dalam wawancara sangat penting. Dalam kasus ini misalnya, temukan saksi mata. Bisa pedagang yang menemukan botol plastik berisi bensin tadi, mereka yang melihat awal api menyala, petugas damkar, atau polisi. Selamat berburu

Jumat, 11 Januari 2013

Gajah dan Kancil

Sebuah wawancara terjadi antara penyiar radio dengan polantas yang sedang memantau lalu lintas pada konvoi demo buruh.

Penyiar Radio (PR): Pak, bagaimana kondisi konvoi di kawasan Gedangan, Sidoarjo sekarang?

Polisi (P): Arus dari arah Surabaya menuju Sidoarjo cenderung lancar. Memang terjadi sedikit kepadatan karena banyak yang mau melihat konvoi tapi kami sudah arahkan pengendara untuk terus melaju.

Untuk konvoi buruh saat ini sedang menuju ke Surabaya. Jumlah buruh mencapai ribuan. Dari Sidoarjo, Pasuruan & Mojokerto. Mereka menggunakan ratusan kancil yang berada di barisan depan. Juga ada puluhan gajah-gajah yang mengikuti barisan kancil-kancil.

PR: Ha gajah? Pak... Pakai gajah?

P: Demikian. Maaf saya harus mengawal konvoi kancil & gajah beserta para buruh. Terimakasih. (telepon ditutup)

P: Wah sayang kontak kami terputus. Saya masih bingung bagaimana mungkin para buruh bisa membawa puluhan gajah dan ratusan kancil dalam demo hari ini. ini jumlahyang tidak sedikit. dari mana ya mereka dapat gajah?

***

Di atas adalah sebuah percakapan nyata antara penyiar radio dgn polisi. Wawancara ini benar-benar terjadi. Si penyiar kebingungan karena polisi langsung menutup telepon. Kebingungan penyiar itu karena ketidaktahuan dia tentang istilah yang digunakan polisi. Dalam bahasa Polantas, gajah dalah truk. Sedangkan kancil adalah sepeda motor. Ini bukan sebuah hal yang memalukan karena memang tidak ada keharusan seorang jurnalis untuk mengetahui semua sandi yang beredar di lapangan. Karena mungkin tempat kerja si penyiar hanya di ruang siaran bukan di lapangan. Tapi paling tidak, jurnalis harus mampu membaca situasi di lokasi liputan.