Dandhy menjelaskan teknik pengambilan gambar |
Para peserta pelatihan langsung praktek ambil gambar tiga adegan. Ini
untuk membuktikan bahwa mereka paham tentang teknik dasar pengambilan gambar. Misalnya garis imajiner, tracking,
sequence, pan, dan tilt. Pasalnya
tidak semua peserta pelatihan paham tentang teknik pengambilan gambar.
Hasil “liputan” ini langsung menjadi bahan diskusi. Ternyata masih ada saja gambar yang tidak bermakna, meski peliputnya
sudah beberapa tahun ini liputan. “Semua shoot harus punya motif. Karena gambar kita nantinya akan
ditonton oleh jutaan mata pemirsa. Kita tidak bisa seenaknya,” terang Dandhy
Dwi Laksono, Ketua Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI Indonesia di Surabaya,
Sabtu (23/6).
Disampaikan dalam Pelatihan Jurnalisme TV di sekretariat AJI Surabaya, Dandhy
juga mendorong para peserta untuk bisa membuat liputan pendalaman. Sebelum berangkat
liputan, jurnalis harus bisa menyiapkan ToR (Term of Reference) atau kerangka
acuan liputan. ToR berisi latar belakang liputan dan apa pentingnya liputan itu
diadakan.
“Lakukan
riset secara mendalam bahkan sebelum Anda memutuskan menyalakan mesin sepeda motor!” tegas Dandhy.
Pria yang pernah liputan investigasi kasus terbunuhnya aktivis HAM Munir ini bilang,
bahwa dalam tidaknya riset akan menentukan arah liputan.
Pembuat
dokumenter ini juga meminta para jurnalis untuk selalu menggunakan tripod. “Obyek
bergerak, kamera goyang masih boleh. Yang gawat kalau obyek diam seperti
bangunan, tapi gambar kok goyang,” kata Dandhy disambut tawa para
peserta.
Para
peserta juga diminta untuk selalu bisa mendapatkan gambar-gambar yang menarik. Karena
yang “dijual” televisi adalah gambar bukan teks.
Panji,
jurnalis lensaindonesia.com yang ikut pelatihan ini merasa materi yang dia
terima masih kurang. Meski Panji bukan jurnalis televisi, tapi sangat tertarik untuk
memelajari bagaimana membuat berita televisi. “Aku nggak ngatuk kok. Nggak tahu
kalau teman-teman yang lain,” kata Panji.
Dalam
pelatihan itu, Dandhy juga memberi tahu pentingnya menulis shotlist atau daftar gambar. Shotlist
harus ditulis bersama dalam naskah untuk memudahkan proses editing. Pelatihan ini diikuti oleh jurnalis enam televisi, satu reporter koran dan satu jurnalis online. beberapa peserta yang sudah mendaftar tiba-tiba batal karena berbagai hal.