Package / Paket
• Format berita yang leadnya dibacakan anchor, tubuh berita diisi dengan sulih suara (dubbing). Dalam isi berita diberi kutipan nara sumber berupa SOT.
• Gambar harus disertai suara atmosfer untuk membuktikan kebenaran fakta
• Bisa dilengkapi dengan on cam
• Ketentuan: data lengkap, gambar menarik/ dramatis, ada atmosfer suara
• Durasi 2 – 2,5 menit
Reader
• Ringkasan berita singkat tanpa gambar
• Berita dibacakan oleh anchor. Bentuknya lead dan isi berita.
• Berita ini adalah susulan setelah deadline berakhir.
• Ketentuan: gambar belum tersedia, peristiwa terjadi menjelang atau saat program berita berlangsung
• Durasi 30 detik
Voice Over
• Seluruh berita termasuk lead dan isi, dibacakan oleh anchor. Waktu berita dibacakan, gambar menyertai berita dengan runtutan isi berita yang dibacakan. Atmosfer bisa dihilangkan atau dimunculkan sesuai kebutuhan
• Ketentuan: gambar sudah tersedia, data masih terbatas dan kurang mendalam
• Durasi 30 detik – 1 menit
Sound On Tape
• Format ini hanya berisi lead saja yang dibacakan oelh anchor. Isi berita hanya wawancara narasumber.
• Ketentuan: statemen narasumber lebih penting dikemukakan daripada disusun dalam bentuk narasi. Karena jika dibuat dlm format lain, pernyataan narasumber menjadi tidak utuh dan menarik
• Statemen bisa lebih dari 1 orang. Baik saling mendukung atau saling bertentangan
• Berita ini bisa menjadi pelengkap berita sebelumnya. Tapi juga bisa berdiri sendiri
• Durasi 1 menit
Live Report
• Berita yg ditayangkan secara langsung melalui jalur teresterial (satelit) dari lokasi kejadian. Biasanya merupakan peristiwa yang menarik perhatian publik & punya nilai berita yang sangat tinggi.
• Dilakukan secara on cam / stand up oleh reporter/ anchor.
• Isi berita dibacakan reporter dengan format VO dan SOT
• Ketentuan: nilai berita istimewa, membutuhkan kecepatan & aktualitas dlm penyiaran, menunjukkan reporter ada di tempat kejadian, punya akurasi, materi gambar dramatis
• Durasi bisa lebih panjang dari format berita lainnya
Live by Phone
• Disiarkan langsung dari tempat kejadian via telepon.
• Lead dibacakan anchor, lalu memanggil reporter yg berada di TKP untuk menyampaikan laporan. Bisa juga antara anchor dgn narasumber
• Ketentuan: belum tersedianya gambar karena kendala tertentu, aktualitas tetap terjaga
• Durasi: sesuai kebutuhan tapi lebih singkat daripada live report
Sabtu, 25 Agustus 2012
Sabtu, 04 Agustus 2012
Hakikat On Cam
Stand up reporting yang juga biasa disebut on cam sangat penting untuk sebuah
berita televisi. Dengan adanya on cam
membuat berita menjadi kuat.
Dalam
sebuah obrolan santai dengan Iwan Harijadi, reporter RCTI, ada empat makna on cam. Eksistensi adalah hal pertama
yang utama. On cam menunjukkan pada
penonton bahwa jurnalis yang liputan benar-benar ada di lokasi tempat kejadian.
Misalnya
sebuah kerusuhan, bisa saja visualnya hasil plagiat. Tapi kalau dilengkapi on cam maka masyarakat akan percaya
bahwa berita itu benar dibuat jurnalis yang berada di lokasi.
On cam juga menunjukkan keterlibatan
jurnalis. Sebuah liputan kuliner umpamanya. “Di naskah loe bilang enaklah, mak nyos lha. Kalau si peliputnya nggak
terlihat mencoba, gimana penonton
bisa percaya enaknya?” yakin Iwan.
Khusus
kuliner, sebaiknya reporter menceritakan bagaimana rasa makanan tersebut
melalui on cam. Karena rasa tidak
bisa diceritakan dengan gambar.
On cam juga berfungsi menunjukkan
bahwa jurnalis yang meliput menguasai hal yang diliput. Ambil contoh dalam
liputan tips naik sepeda motor yang benar dan aman. Si reporter wajib
memraktekkan bagaimana helm dipasang dengan benar, menyalakan lampu tanda belok
sebelum belok, dan sebagainya.
Stand up reporting juga bisa jadi parameter. Contoh
kasus dalam liputan banjir. “Kalau loe
kagak ada on cam-nya, penonton mungkn kurang percaya ketinggian air separah
apa,” lanjut Iwan ringan. Laporan on cam
juga untuk penegasan, bahwa liputan itu adalah karya kita, bukan cloaning atau plagiat.
On
Cam: Lakukan – Jangan
Lakukan:
1. Kuasai
materi. Susun kalimat-kalimat yang akan dibacakan dalam on cam secara dalam dua atau tiga kalimat pendek saja. Pamahilah kalimat-kalimat
itu. tiap kalimat pasti punya ide yang berbeda. Pahami idenya dan sampaikan dengan
yakin
2. Kenakan
pakaian yang berwarna gelap. Warna-warna terang seperti putih, kuning, dan jingga,
bisa membuat muka jadi gelap. Karena kamera akan menangkap warna yang terang. Warna
kulit yang gelap akan semakin gelap.
3. Kuliner:
ceritakan apa saja rasa yang terkandung di dalam makanan/ minuman itu.
4. Tatap
kamera dengan penuh rasa percaya diri. Caranya, lakukan on cam sesering mungkin. Ini untuk membiasakan mata menatap lensa. Hiraukan
orang-orang yang melihat Anda melakukan on
cam. Anggap saja Anda sedang memberi hiburan pada mereka.
Jangan:
1. Jangan
hafalkan kalimat. Semakin Anda berusaha menghafalkan, akan semakin lupa
kalimat-kalimat yang akan Anda sampaikan
2. Hindari
pakaian yang bermotif. Terutama kalau warna dasar dengan motif adalah warna
yang kontras. Ini akan membuat gambar flicker.
Untuk amannya, kenakan pakaian polos berwarna gelap. Bisa hitam, abu-abu tua,
biru, atau merah maroon.
3. Kuliner:
kalau cuma bilang, “Wah ini enak lho” Kalimat ini sangat ambigu karena definisi
enak sangat luas. Misalnya, “Enak nih kuenya.” “Enak lho duudk di sini” “Enak dong
kerja di sana”
4. Jangan
pernah ragu dan gugup dalam on cam. Yakinkan
diri Anda bahwa Andalah yang paling paham kasus itu. dan Anda jugalah yang
paling mahir melakukan on cam.
Contoh on cam
Minggu, 24 Juni 2012
Shoot Tiga Adegan
Dandhy menjelaskan teknik pengambilan gambar |
Para peserta pelatihan langsung praktek ambil gambar tiga adegan. Ini
untuk membuktikan bahwa mereka paham tentang teknik dasar pengambilan gambar. Misalnya garis imajiner, tracking,
sequence, pan, dan tilt. Pasalnya
tidak semua peserta pelatihan paham tentang teknik pengambilan gambar.
Hasil “liputan” ini langsung menjadi bahan diskusi. Ternyata masih ada saja gambar yang tidak bermakna, meski peliputnya
sudah beberapa tahun ini liputan. “Semua shoot harus punya motif. Karena gambar kita nantinya akan
ditonton oleh jutaan mata pemirsa. Kita tidak bisa seenaknya,” terang Dandhy
Dwi Laksono, Ketua Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI Indonesia di Surabaya,
Sabtu (23/6).
Disampaikan dalam Pelatihan Jurnalisme TV di sekretariat AJI Surabaya, Dandhy
juga mendorong para peserta untuk bisa membuat liputan pendalaman. Sebelum berangkat
liputan, jurnalis harus bisa menyiapkan ToR (Term of Reference) atau kerangka
acuan liputan. ToR berisi latar belakang liputan dan apa pentingnya liputan itu
diadakan.
“Lakukan
riset secara mendalam bahkan sebelum Anda memutuskan menyalakan mesin sepeda motor!” tegas Dandhy.
Pria yang pernah liputan investigasi kasus terbunuhnya aktivis HAM Munir ini bilang,
bahwa dalam tidaknya riset akan menentukan arah liputan.
Pembuat
dokumenter ini juga meminta para jurnalis untuk selalu menggunakan tripod. “Obyek
bergerak, kamera goyang masih boleh. Yang gawat kalau obyek diam seperti
bangunan, tapi gambar kok goyang,” kata Dandhy disambut tawa para
peserta.
Para
peserta juga diminta untuk selalu bisa mendapatkan gambar-gambar yang menarik. Karena
yang “dijual” televisi adalah gambar bukan teks.
Panji,
jurnalis lensaindonesia.com yang ikut pelatihan ini merasa materi yang dia
terima masih kurang. Meski Panji bukan jurnalis televisi, tapi sangat tertarik untuk
memelajari bagaimana membuat berita televisi. “Aku nggak ngatuk kok. Nggak tahu
kalau teman-teman yang lain,” kata Panji.
Dalam
pelatihan itu, Dandhy juga memberi tahu pentingnya menulis shotlist atau daftar gambar. Shotlist
harus ditulis bersama dalam naskah untuk memudahkan proses editing. Pelatihan ini diikuti oleh jurnalis enam televisi, satu reporter koran dan satu jurnalis online. beberapa peserta yang sudah mendaftar tiba-tiba batal karena berbagai hal.
Rabu, 20 Juni 2012
Dandhy Siap Layani Pertanyaan Peserta
Dandhy Dwi Laksono liputan |
Dandhy Dwi Laksono, Ketua Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI Indonesia,
mengatakan siap menjawab semua pertanyaan para peserta Pelatihan Jurnalisme TV di
Surabaya, Sabtu (23/6) nanti. Dandhy meminta para peserta menyiapkan pertanyaan
yang selama ini menjadi ganjalan selama melakukan tugas jurnalistik.
Dandhy yang pernah liputan investigasi kematian aktivis
HAM Munir, juga akan membimbing peserta pelatihan dalam berbagai hal. Antara lain
menulis naskah televisi, teknik pengambilan gambar, dan berbagai topik krusial
lain dalam jurnalisme televisi.
Para peserta pelatihan juga akan mendapat pemahaman mengenai
bagaimana cara membuat liputan indepth berdurasi tiga sampai empat menitan. “Saya
sudah siapkan materi pembuatan ToR atau wishlist,” kata Dandhy dalam pesan
singkatnya pada Ring Fokus.
Pelatihan ini mengajak para jurnalis untuk lebih layak
jual. Jurnalis diharap tidak hanya sekadar menunggu peristiwa untuk diliput. Tapi
juga akan bisa membuat liputan sendiri berdasarkan analisa yang cermat dan
cerdas. Pada akhirnya liputannya harus memenui hak masyarakat mendapat informasi
yang bermutu.
Kamis, 31 Mei 2012
Pelatihan Jurnalisme TV
AJI
Indonesia, AJI Surabaya, & Ring Fokus akan mengadakan pelatihan jurnalisme
tv. Pelatihan ini akan dikhususkan untuk para frealancer televisi. Dandhy Dwi
Laksono dari Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI Indonesia akan memberikan
pelatihan ini pada para peserta.
Bagi
yang berminat harap segera mengirim CV via email ke andreas.wicak@yahoo.com. Jumlah peserta dibatasi untuk
15 orang saja. Dalam pelatihan itu, peserta wajib membawa alat liputan
masing-masing yaitu kamera, laptop, dan tripod (kalau ada). Peserta juga
diminta sudah meng-capture beberapa
liputan yang telah dibuat.
Detil
pelatihan,
Hari,
tanggal : Sabtu, 23 Juni 2012
Jam : 8.00 – 17.00 WIB
Tempat : Sekretariat AJI Surabaya
Jl.
Sidosermo Empat gang 3 nomor 27 (pagar pink)
Peserta : freelancer tv, bawa kamera,
laptop, tripod, liputan yang sudah dicapture
Nama
dan jumlah peserta akan diperbarui pada kolom komentar posting ini. Panitia
tidak menyediakan ongkos apapun bagi peserta pelatihan. Komunikasi lebih lanjut
silakan hubungi Andreas di 08123279309 atau fb Ring Fokus Surabaya
Selasa, 29 Mei 2012
Prihatin Jurnalis Tak Bisa Tulis Berita, Gagas RING FOKUS
Andreas Wicaksono melaunching Ring Fokus |
RING FOKUS Klub Jurnalisme TV resmi dilaunching di FISIP Universitas Airlangga Surabaya. Launching dilakukan usai kuliah umum oleh Prasto Wardoyo (B Channel) dan Andreas Wicaksono (MHTV) tentang Features TV.
Andreas memerkenalkan RING FOKUS pada mahasiswa peserta kuliah umum tersebut. Klub ini akan membahas segala hal tentang jurnalisme tv. Misalnya pembuatan naskah berita, komposisi gambar, sampai rerencanaan liputan.
Dia juga memaparkan latar belakang penggagasan klub jurnalisme tv ini. Kata Andreas, sebelumnya ada seorang jurnalis tv lokal di Surabaya yang mengeluh tidak bisa menulis naskah berita. Jurnalis tersebut mengaku tidak ada orang di redaksinya yang menuntunnya menulis berita. Selama setahun lebih dia bekerja tidak pernah ada evaluasi dari redaksi.
"Cuma ada satu editor naskah yang dipilih karena jadwal kuliahnya malam. Pagi sampai sore dia bisa bekerja. Makanya dia dipilih jadi editor naskah," kata Andreas menirukan jurnalis tersebut.
RING FOKUS dikhususkan untuk membahas jurnalisme televisi. Klub ini tidak serta merta melarang jurnalis media lain untuk bergabung. Klub ini juga mengajak mahasiswa dan akademisi untuk bergabung.
Situs sosial RING FOKUS tersedia di facebook dengan nama Ring Fokus Surabaya. (RF)
Senin, 28 Mei 2012
Rencana Launching
Klub RING FOKUS akan dilaunching pada Selasa (29/5) di FISIP Universitas Airlangga ruang Adi Sukadana. Launching pada jam 16.00 ini akan diisi dengan perkenalan pada mahasiswa dan dosen ilmu komunikasi. Didahului dengan kuliah umum bertema "Pembuatan Berita Features TV"
Langganan:
Postingan (Atom)