Jumat, 11 Januari 2013

Gajah dan Kancil

Sebuah wawancara terjadi antara penyiar radio dengan polantas yang sedang memantau lalu lintas pada konvoi demo buruh.

Penyiar Radio (PR): Pak, bagaimana kondisi konvoi di kawasan Gedangan, Sidoarjo sekarang?

Polisi (P): Arus dari arah Surabaya menuju Sidoarjo cenderung lancar. Memang terjadi sedikit kepadatan karena banyak yang mau melihat konvoi tapi kami sudah arahkan pengendara untuk terus melaju.

Untuk konvoi buruh saat ini sedang menuju ke Surabaya. Jumlah buruh mencapai ribuan. Dari Sidoarjo, Pasuruan & Mojokerto. Mereka menggunakan ratusan kancil yang berada di barisan depan. Juga ada puluhan gajah-gajah yang mengikuti barisan kancil-kancil.

PR: Ha gajah? Pak... Pakai gajah?

P: Demikian. Maaf saya harus mengawal konvoi kancil & gajah beserta para buruh. Terimakasih. (telepon ditutup)

P: Wah sayang kontak kami terputus. Saya masih bingung bagaimana mungkin para buruh bisa membawa puluhan gajah dan ratusan kancil dalam demo hari ini. ini jumlahyang tidak sedikit. dari mana ya mereka dapat gajah?

***

Di atas adalah sebuah percakapan nyata antara penyiar radio dgn polisi. Wawancara ini benar-benar terjadi. Si penyiar kebingungan karena polisi langsung menutup telepon. Kebingungan penyiar itu karena ketidaktahuan dia tentang istilah yang digunakan polisi. Dalam bahasa Polantas, gajah dalah truk. Sedangkan kancil adalah sepeda motor. Ini bukan sebuah hal yang memalukan karena memang tidak ada keharusan seorang jurnalis untuk mengetahui semua sandi yang beredar di lapangan. Karena mungkin tempat kerja si penyiar hanya di ruang siaran bukan di lapangan. Tapi paling tidak, jurnalis harus mampu membaca situasi di lokasi liputan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar