Pembukaan liputan ini langsung mencuri hati saya. Kamerawan
terlihat cerdas dalam mengambil gambar dan mampu mengeksplorasi kecantikan
obyek liputan. Kecepatan kamerawan menentukan fokus dan ketenangan kamera patut
diapresiasi. Megningat merekam obyek bergerak dengan fokus yang pas tidak
mudah.
Pesan yang disampaikan baik dalam narasi maupun PTC juga
berkualitas. Dalam PTC bridging reporter menyampaikan pesan yang menjelaskan
tentang hakikat tari remo.
Harus diakui liputan ini masih jauh dari sempurna karena masih
belum mengeksplorasi banyak detil. Dalam wawancarapun, tim kelewatan
mengeksplorasi pengelaman para peserta yang semuanya anak. Wawancara dengan
pihak penyelenggara yang isinya hanya menjelaskan tujuan diadakan acara, dalam
liputan ini sebaiknya dikalahkan dengan pengakuan anak-anak. Boleh saja wawancara
dengan lebih dari satu peserta untuk menggali ketertarikan mereka dengan tari
remo. Tapi sebaiknya tidak dilakukan berjajar empat. Karena akan kehilangan
fokus.
Meski jauh dari sempurna, tapi yang dilakukan tim yang terdiri dari
Grandy Bagas dan Ria Setiawati layak diapresiasi. Mereka liputan ini untuk
memenuhi tugas UTS dalam mata kuliah Produksi Program Televisi di Departemen
Komunikasi, FISIP Universitas Arilangga Surabaya. Merekapun bisa dibilang
tergolong pemula. Tapi liputan ini sangat membesarkan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar