Sabtu, 20 Desember 2014

Camera Person Lakukan Ini!




1. Diskusikan dan prediksikan semua hal yang tidak terduga yang bisa terjadi dengan team. Kemungkinan gambar yang akan terjadi harus masuk dalam briefing!
2. Rekamlah color bar atau gambar kosong untuk memberi batas antara satu liputan dengan lainnya sehingga mempermudah pencarian gambar saat editing!
3. Periksa set up audio, jangan lebih dari 0db. Hal paling mudah dilakukan adalah dengan melihat audio grafik jangan sampai indikator menujukkan merah!
4. Merekamlah dengan selektif. Jangan ada gambar tidak beguna, goyang, dan ragu-ragu! Disiplinlah dengan start dan stop! Biasakan merekam gambar dengan edit by kamera! Untuk itu selalu gunakan tripod supaya kamera terhindar dari gundangan! Hindari handheld sebisa mungkin kecuali dalam kondisi darurat!
5. Diamlah ketika mengambil gambar karena audio membuat video menjadi tiga dimensi dan campers membutuhkan suara suasana sekitar. Kalau ada rekan satu tim di sekitar camper, minta mereka untuk tenang.
6. Jika harus mengarahkan obyek, jangan mengarahkan sambil merekam! Beri pengetian pada narasumber apa yang harus dia lakukan dan sepakati pergerakannya, lalu rekam!
7. Tahan semua shoot antara 8 - 10 detik untuk mempermudah editing. Dua detik pertama dan terakhir biasanya akan dibuang karena kamera bergerak saat tombol rekam ditekan.
8. Jangan mengulang gambar dengan obyek, komposisi, dan angle yang sama!
9. Minimalkan pergerakan kamera! Pergerakan kamera akan sangat indah jika dibarengi maksud dan motivasi. Contoh: panning untuk menunjukan luas bangunan
10. Mulai dan akhiri pergerakan kamera dengan still shoot 8 detik untuk mempermudah editing!
11. Merekamlah dalam sequence : wide shoot – medium – close up – intercut (ditambah variatif angle)!
12. Dalam wawancara selalu gunakan tripod!
13. Jangan malas mendekati obyek! Sebisa mungkin hindari penggunaan zoom! Penggunaan zoom akan membuat kamera labil sehingga gambar jadi goyang .
14. Rubahlah angle dan perspektif seindah mungkin. Jangan perlakukan kamera seperti matamu
15. Cobalah mengedit! Dengna mengedit gambar, campers akan memahami apa kekurangan dan kelebihan sebuah liputan. Juga langsung tahu apa saja gambar yang kurang atau bahkan mubazir.

Sumber: http://kameramantv.blogspot.com

Jumat, 19 Desember 2014

Lead: Siapa Melakukan Apa

Berita TV jelas beda dengan berita media cetak. Berita di media cetak cenderung deskriptif karena pembaca perlu mendapat gambaran gamblang hasil observasi jurnalis mengenai hal yang diliput.

Sementara di berita TV, situasi dan suasana di lokasi liputan sudah digambarkan dengan detil oleh gambar. Maka naskah berita TV tidak butuh pemaparan detil.

Misalnya dalam sebuah unjuk rasa buruh yang melibatkan banyak elemen. Reporter tidak perlu menyebutkan satu per satu elemen yang terlibat di dalam unjuk ras itu. Cukup menyebutkan beberapa nama, sisanya biarkan gambar bicara.

Untuk menulis lead, pilihlah angle yang paling nendang. Yang bisa membuat koordinator liputan ngiler, menderikkan jari, dan mengatakan, “Nah, ini!”

Secara teknis, lead dibangun dari dua atau tiga kalimat saja. Masing-masing kalimat maksimal terdiri dari 17 kata. Ini berkaitan dengan proses dubbing/ voice over. Dalam proses dubbing, satu kalimat diucapkan dalam satu nafas. Kalau terengah-engah maka harus dipangkas supaya pas. Untuk itu, reporter pelu membaca ulang naskah supaya tidak menyengsarakan dubber.

Kalimat pertama dalam lead sebaiknya ditulis dalam kalimat aktif yaitu Siapa Melakukan Apa. Misalnya:
PULUHAN BURUH TERLIBAT ADU PUKUL DENGAN POLISI / DALAM UNJUK RASA DI DEPAN KANTOR GUBENUR JAWA TIMUR / SIANG TADI //

Kalimat Siapa Melakukan Apa ini akan memudahkan penonton memahami apa yanG akan diceritakan dalam berita kita. Kalimat kedua akan menjelaskan dan melengkapi kalimat pertama. Misalnya:
SEORANG BURUH TEWAS DALAM INSIDEN INI / DAN BELASAN BURUH DAN POLISI LUKA PARAH //

Teori ini saya bagikan dari hasil pengamatan anchor dan usaha jatuh bangun menulis lead.